PERBEDAAN JOKOWI DAN GANJAR KETIKA DITANYA TENTANG BILAMANA ANAKNYA TERJUN DALAM DUNIA POLITIK : SEBUAH ANALISA

PERBEDAAN JOKOWI DAN GANJAR KETIKA DITANYA TENTANG BILAMANA ANAKNYA TERJUN DALAM DUNIA POLITIK

"Saya selalu mempercayai sampai orang itu sendiri yang membuktikan bahwa dirinya tidak bisa dipercaya."

Dalam postingan ini, saya ingin membahas tentang jawaban Jokowi dan Ganjar Pranowo ketika ditanya tentang bilamana anaknya tertarik dan terjun dalam dunia politik. Apakah akan memberikan karpet merah untuk mereka ?

Dan inilah jawaban Jokowi ketika ditanya oleh Desi Anwar saat wawancara eksklusif di Istana Negara sekitar 5 tahun yang lalu.

Di bawah ini adalah transkrip wawancara Desi Anwar kepada Jokowi dari potongan video di atas :

Desi Anwar : Ngomong-ngomong ini ke depan saya lihat juga ya ada misalnya anak-anak Presiden yang ingin masuk politik dan didorong untuk ikut berpolitik. Pak Jokowi sendiri bagaimana untuk keluarga Bapak, ini bagaimana? Nilai atau harapan yang ingin dituangkan itu Pak?

Jokowi : Kalau apa, anak-anak saya, gimana ya senangnya sampai sekarang di bisnis semuanya, di bisnis semuanya, di bisnis. Meskipun bisnisnya bisnis-bisnis kecil-kecilan. Yang paling kecil kayak Kaesang jualan pisang goreng. Kemudian yang gede, Gibran itu, apa, jualan martabak. Ini yang Ayang dan suaminya mau jualan kopi ya silahkanlah. Apa, mereka berbisnis sesuai dengan yang mereka senangi. Dan saya nggak, nggak ingin mendorong anak-anak untuk, apa, ikut dalam proyek-proyek besar yang ada di pemerintahan. Nggak saya sampaikan.  

Desi Anwar : Tapi kalau mereka memilliki keinginan untuk itu bagaimana Pak Jokowi?

Jokowi : Saya sampaikan, nggak. Saya sampaikan, nggak. Misalnya ya kalau mau cepat gampang aja lah, ikut, apa, nyetor minyak sekian juta barel ke Pertamina, atau nyetor batu bara sekian juta ke, apa, juta ton ke PLN. Mudah, tapi biarlah anak-anak saya jual pisang goreng, jualan martabak, jualan kopi. Saya senang, saya senang melihatnya.

Di bawah ini adalah transkrip dari potongan video di atas saat Ganjar Pranowo ditanya oleh salah satu yang hadir dalam sebuah forum, yaitu Kadri Muhammad, tentang hal ini :

Kadri Muhammad : Bagaimana menurut Mas Ganjar, suatu saat pada saat Mas Ganjar menjadi Presiden, apakah akan memberikan karpet merah kepada anaknya? Terima kasih, saya Kadri Muhammad, musisi dan pengacara.

Ganjar Pranowo : Terima kasih Mas Qadri, terima kasih banyak. Dan saya sangat kenal dengan Mas Kadri, karena hampir 2 jam beliau nge-brief saya soal IT, soal royalti, dan nasib para seniman. Terima kasih Mas. Saya mungkin akan kasih baju merah saja ke dia (Alam Ganjar). Buat saya sebenarnya yang penting adalah bagaimana semuanya punya kompetensi dan bisa berkompetisi yang sehat. Saya menyadari, Mas Kadri, saya dan Pak Mahfud ini beda tipis, beti, gitu ya Pak. Betinya dari sisi usia beda tipis. Saya kira beda beberapa bulan saya dengan Pak Mahfud, tanggal lahirnya saya maksud, kalau tahunnya agak jauh gitu ya Pak. Yang kedua beliau pengalamannya di 3 institusi, kalau Trias Politica sudah lengkap. Saya cuma 2. Yang saya sadari adalah kekuasaan itu ada batasnya dan kekuasaan itu menggoda. Maka kita harus punya kontrol diri dan tahu diri. Dan saya kepingin semua yang sekolah, investasi pendidikan, kelak kemudian siapapun bisa menjadi apapun melalui jalur yang fair (adil). Saya tidak mau kelak kemudian anaknya Mas Kadri akan kalah dengan alam karena anak Presiden. Saya tidak mau anaknya Mas Kadri akan kalah dengan anak Bupati. Saya tidak mau anaknya Mas Kadri akan kalah dengan anak Gubernur atau pejabat siapapun. Karena itulah penting teman-teman hadir untuk kemudian memberikan kepada saya, saran, kritik, kontrol, karena semua butuh proses.

------------------------------

BAGAIMANA MENURUT REKAN-REKAN SEKALIAN, DARI JAWABAN JOKOWI DAN GANJAR PRANOWO, YANG MANAKAH YANG TERLIHAT LEBIH JUJUR ATAU LEBIH BAIK KARAKTERNYA ?

------------------------------

Ada hal yang menarik saat Jokowi menjawab pertanyaan Desi Anwar dan berkata : "Gimana ya, senangnya sampai sekarang di bisnis semua, di bisnis semuanya, di bisnis.", Jokowi memegang atau menggosok hidung di mana itu petanda ketidakjujuran. Ketika seseorang berkata tidak jujur, tidak sinkron antara perkataan dan perbuatannya, tubuh akan terasa tidak nyaman dan kemudian menimbulkan reaksi yang menunjukkan ketidaknyamanan ini. Salah satunya adanya menggosok hidung karena hidung adalah salah satu bagian tubuh yang sensitif sebagaimana tampak pada video di bawah ini :

Selain itu, Jokowi melakukan penekanan untuk meyakinkan publik bahwa semua anaknya lebih tertarik pada dunia bisnis di mana Jokowi dalam hal ini sampai mengatakan 3 kali dengan penekanan. Dalam psikologi, sesuatu yang disampaikan berulang kali dengan penekanan menunjukkan bahwa yang disampaikan itu adalah tidak jujur atau ingin menutupi sesuatu.

Lalu bagaimana dengan Ganjar Pranowo ?

Dalam jawaban yang disampaikan oleh Ganjar Pranowo, kita dapat melihat bahwa Ganjar Pranowo bukanlah pribadi yang naif. Dia mengatakan bahwa kekuasaan itu menggoda. 

Saya jadi ingat dengan perkataan Abraham Lincoln: "Bila ingin tahu karakter seseorang yang sesungguhnya, beri dia kekuasaan." 

Sadar diri dan tahu diri memang sangat penting bagi siapapun agar tidak sampai berperilaku berlebihan dan melanggar etika. Oleh karena itu, sebagaimana yang disampaikan oleh Ganjar Pranowo, penting dibangun dan dikembangkan sebuah sistem yang sehat dan adil sehingga anak siapapun dari kalangan biasa dapat bersaing dengan anak Presiden atau anak Gubernur atau Pejabat apapun secara sehat dan adil. Dan inilah yang penting.

Dan rekan-rekan dapat menilai sendiri, dari rekam jejak yang ada, yang manakah yang lebih baik antara Jokowi dan Ganjar Pranowo dari perspektif ini ?

Menurut saya dari semua ini, saya menilai Ganjar Pranowo jauh lebih baik dibandingkan Jokowi. Ganjar Pranowo lebih jujur dan berintegritas.

Jika buah jatuh tak jauh dari pohonnya, maka saya juga menyimpulkan bahwa Ganjar Pranowo jauh lebih baik dibandingkan Gibran Rakabuming Raka, baik dilihat dari karakternya, kecerdasan emosionalnya, kecerdasan emosional dan yang pasti dari pengalaman dan karirnya.

Dan dari capres yang ada, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto, saya menyimpulkan Ganjar Pranowo adalah capres yang paling berintegritas. Salah satu dasar penilaian saya adalah pendekatan grafologi. Dan berikut ini adalah link untuk mendownload tulisan saya yang mengupas tentang hal ini : https://bit.ly/caprespalingjujur.

Jika kita sepakat mengatakan bahwa korupsi adalah masalah utama dan bahaya laten bagi negeri ini, maka untuk melawan korupsi hanya bisa dilakukan oleh capres yang paling jujur atau berintegritas.


Salam Dukung dan Pilih Capres Paling Jujur dan Berintegritas,


Max Hendrian Sahuleka

No comments:

Post a Comment

  • SHARE